Anggrek Dendrobium Antenatum

AAORCHID — Anggrek spesies yang satu ini banyak dikenal dengan Anggrek Antelope atau Anthelope Orchid. Ada beberapa nama lain dari dendrobium ini diantaranya The Green Antelope Orchid, Callista antennata, Ceratobium antennatum, Ceratobium dalbertisii dan juga Dendrobium d’albertissi. Di habitat aslinya Dendrobium Antennatum banyak di temukan di Papua, Papua Nugini hingga wilayah Aastralia. Kebanyakan hidup pada daerah di ketinggian sekitar 150 m dari permukaan air laut hingga 1200 m dpl.


Anggrek Dendrobium Antennatum ini termasuk anggrek dendrobium seksi Spatulata dengan sepasang tanduk yang membuat penampilannya cantik. Warna bunga putih dengan lidah ungu, mirip dengan Dendrobium Stratiotes namun ukuran bunga dan tanaman lebih kecil. Menariknya lagi bunga dari Anggrek Dendrobium Antennatum ini bisa bertahan lama hingga 2 bulan lebih.

Dendrobium Antennatum


Karakter anggrek Dendrobium Antennatum ini senang hidup pada daerah panas dengan sinar matahari yang cukup banyak. Bahkan anggrek ini bisa hidup dan tumbuh dengan baik dengan sinar matahari langsung (full sun). Namun demikian sirkulasi udara harus cukup baik agar dendrobium Antennatum tumbuh optimal. Selain itu Dendrobium Antennatum dikenal cukup adaptif terhadap lingkungan, baik dari kemampuan tumbuh maupun kemampuan berbunga.

Cara Merawat Anggrek Dendrobium Antennatum

Untuk merawat anggrek Dendrobium Antennatum ini di kebun atau green house perlu disesuaikan dengan kondisi di habitat aslinya. Berikut ini beberapa cara merawat anggrek dendrobium antennatum :

  1. Kebutuhan Sinar Matahari

Dendrobium Antennatum memerlukan intensitas sinar matahari 20000-30000 lux , sepanjang musim yang akan membuat bunga lebih cerah

2. Temperature

Dendrobium Antennatum memerlukan temperatur 30-31 ° C di siang hari dan 21-22 ° C pada malam hari.

3. Kelembaban

Dendrobium Antennatum memerlukan kelembaban udara sekitar 80%

4. Media Tanam Anggrek Dendrobium Antennatum

Bisa ditanam dengan menempel pada kayu atau pohon hidup. Bisa juga ditaman pada pot dengan media yang poros dan tidak terlalu menyimpan air secara berlebihan. Media yang dipakai pada pot misalnya pakis, arang atau kulit kayu pinus.